Selasa, 20 Desember 2011

PP2 (PABRIK SAMMER) PT CHILFOOD BAG2


SELEKSI DAN URAIAN PROSES

II.1 Uraian Proses Secara Umum

Proses produksi sambal cabai merah kering instan diawali dengan penerimaan bahan baku diikuti pencucian (washing), penirisan, blanching, pengeringan, penggilingan, pencampuran (mixing), pengemasan dan sterilisasi. Dalam proses produksi, selain menggunakan cabai merah, juga menggunakan bahan tambahan lain seperti cabai rawit, bawang, gula, garam dan penyedap rasa untuk menambah citarasa pada sambal kering instant ini.

II.2 Seleksi Bahan Baku

Di perusahaan kami membuat produk sambal merah kering (SAMMER) dalam kemasan botol. Bahan baku yang akan digunakan yaitu bahan baku yang memiliki rasa pedas, ketersediaan stabil, kandungan gizi tinggi, tidak mudah rusak dan murah. Ketersediaan bahan baku sangat mempengaruhi berlangsungnya proses produksi SAMMER. Dari segi ketersediaan bahan ini termasuk hasil komoditas hortikultura yang musiman. Akan tetapi untuk ketersediaan bahan baku paprika merah lebih stabil dari bahan baku yang lain. Produk SAMMER factor kepedasan dari bahan baku juga sangat mempengaruhi. Dari ketiga bahan baku ini diketahui paprika memiliki tingkat kepedasan yang paling rendah, kemudian cabai merah kering dan yang paling pedas adalah cabai merah segar. Akan tetapi dari umur simpan bahan baku ini yang paling lama umur simpannya yaitu cabai merah kering karena tidak akan mengalami pembusukan. Untuk itu perlu diperhitungkan dari sisi lain dari ketiga bahan baku yaitu kandungan gizi. Di table 2.1 akan disajikan perbandingan berbagai bahan baku yang mempunyai potensi dijadikan sebagai bahan baku SAMMER

Table 2.1 Perbandingan Bahan Baku Utama SAMMER

Kandungan gizi

Cabai Merah Segar

Cabai Merah Kering

Paprika merah

Kadar air (%)

90,9

10,0

85

Kalori (kal)

31

31,1

26

Protein (g)

1,0

15,9

0,99

Lemak (g)

0,3

6,2

0,3

Karbohidrat (g)

7,3

61,8

6,03

Kalsium (mg)

29

16,0

7

Fosfor (mg)

24,0

37,0

26

Besi (mg)

0,5

2,3

0,43

Vitamin A (SI)

470

576

3.131

Vitamin C (mg)

18,0

50,0

190

Vitamin B1 (mg)

0,05

0,4

0,98

Harga per kg

Rp 17.000

Rp. 45.000

20.000

Sumber : www.nutritionanalyzer.com

Dilihat dari tabel diatas bahwa kandungan gizi antara cabai merah segar, cabai merah kering dan paprika terdapat perbedaan. Dengan penggunaan bahan baku cabai merah kering dapat mempercepat proses produksi pada pembuatan produk SAMMER ini. Akan tetapi setelah dillihat pada kandungan gizi lebih kecil daripada cabai merah segar. Hal ini disebabkan karena dengan proses pengeringan pada cabai menyebabkan banyak kandungan gizi yang rusak. Selain itu pertimbangan pengambilan keputusan bahan baku yang digunakana yaitu dari segi harga. Kemudian cabai merah segar dibandingkan dengan paprika Di bulan desember ini dari ketiga bahan ini harga yang paling tinggi adalah cabai merah kering. Meskipun dari segi keefektifatasan paling mendukung adalah cabai merah kering akan tetapi karena harga cabai merah kering yang mahal per kg akan menyebabkan biaya produksi lebih mahal daripada jika melakukan pengeringannya langsung di pabrik yaitu dengan pengeringan mekanis cabinet dryer sehingga di perusahaan PT Chilfood ini memilih bahan baku yaitu cabai merah segar.

II.3 Macam – macam Proses

Dalam pendirian pabrik perlu dilakukan seleksi dari beberapa proses yang ada. Pemilihan proses terbaik dilakukan agar pabrik dapat berproduksi secara efisien. Dalam pembuatan sambal cabai merah kering, prinsip yang paling utama adalah proses pengeringan cabai menjadi cabai kering. Pengeringan ialah suatu cara/proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan , dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Pada umumnya, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses pengawasan yang penting dimasukkan ke dalam satuan operasi pengeringsn yaitu pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan; dan pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan.

Pengeringan pangan penting sebagai metode pengawetan. Pangan kering dapat disimpan untuk waktu yang lama mengalami pembusukan, karena jasat renik yang dapat membusukkan an memecahkan pangan tidak dapat tumbuh dan juga bertambah sulit oleh karena ketiadaan air, dan kebanyakan enzim yang dapat menyebabkan perubahan kimia yang tidak dikehendaki, tidak dapat berfungsi tanpa adanya air. Dalam perkembangannya, dikenal beberapa metode untuk mengeringkan cabai, yaitu:

1. Pengeringan secara alami yaitu menggunakan panas alami dari sinar matahari, caranya dengan dijemur (sun drying) atau diangin-anginkan.

2. Pengeringan secara buatan (artificial drying), yaitu menggunakan panas selain sinar matahari , dilakukan dalam suatu alat pengering.

II.3.1 Pengeringan secara alami

Pengeringan secara langsung merupakan proses pengeringan bahan dimana bahan yang akan dikeringkan selama proses pengeringan langsung dikenai panas tanpa medium tertentu. Contoh alat yang memiliki prinsip kerja pengeringan secara langsung ini adalah pengeringan dengan sinar matahari. Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis pengeringan tertua, dan hingga saat ini termasuk cara pengeringan yang populer di kalangan petani terutama di daerah tropis. Teknik pengeringan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (dikeringanginkan), dengan rak-rak maupun lantai semen atau tanah serta penampung bahan lainnya.

Keuntungan pengeringan dengan sinar matahari adalah energi panas murah dan berlimpah, tidak memerlukan peralatan yang mahal, tenaga kerja tidak perlu mempunyai keahlian tertentu. Sedangkan kerugian pengeringan dengan sinar matahari diantaranya tergantung dari cuaca, jumlah panas matahari tidak tetap, kenaikan suhu tidak dapat diatur, sehingga waktu penjemuran tidak dapat ditentukan dengan tepat, kebersihan sukar untuk diawasi.

II.3.2 Pengeringan secara buatan

Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai beberapa tipe alat dimana pindah panas berlangsung secara konduksi atau konveksi, meskipun beberapa dapat pula dengan cara radiasi. Alat pengering dengan pindah panas secara konveksi pada umumnya menggunakan udara panas yang dialirkan, sehingga enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas secara konduksi pada umumnya menggunakan permukaan padat sebagai penghantar panasnya. Keuntungan pengeringan buatan yaitu suhu dan aliran udara dapat diatur, waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat, dan kebersihan dapat diawasi. Sedangkan kerugian pengeringan buatan yaitu: memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar, sehingga biaya pengeringan menjadi mahal, memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya,memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu (Hudaya, 2000).

Selain itu, pengeringan yang dilakukan secara mekanis, yakni dengan menggunakan alat pengering buatan (artificial drying) dapat mempermudah dalam mengontrol faktor-faktor dalam proses pengeringan. Pengaturan suhu udara misalnya, dapat menghasilkan produk yang jauh lebih homogen dan teratur bila suhu udara pengering tersebut diatur sesuai dengan sifat bahan dan hasil yang dikehendaki.

Proses pengeringan secara tidak langsung merupakan proses pengeringan buatan dimana selama proses pengeringan panas yang digunakan dialirkan melalui suatu medium tertentu misal, oven elektrik. Prinsip kerja alat ini adalah menurunkan kadar air dalam bahan dengan mengalirkan panas dari elemen (yang mengubah dari energi listrik menjadi energi kalor) dengan udara sebagai mediumnya. Skala komersial industri pangan, oven elektrik ditetapkan pada kecepatan 2,45 x 10 rps. Pemanasan didapat dari pergerakan partikel yang disebabkan oleh arus bolak-balik (arus AC), selain itu oven listrik sering digunakan sebagai alat pengeringan untuk keperluan laboraturium karena bisa dipakai untuk metode penelitian kelembaban dari beberapa material yang berbeda. Oleh karena itu, oven elektrik dikategorikan sebagai cabinet dryer (almari pengeringan).

II.4 Seleksi Proses

Berikut ini adalah uraian singkat tentang aspek teknis dan ekonomi dari kedua proses pengeringan di atas.

Tabel II.1 Perbandingan kondisi operasi pada proses pengeringan

Uraian

Pengeringan

Langsung

Buatan

Aspek Teknis

1. Operasi

· Kecepatan aliran udara (m/s)

· Suhu (áµ’C)

2. Proses

· Hasil pengeringan

-

35 - 40

rendah

2

60 - 90

tinggi

Aspek Ekonomi

1. Biaya peralatan

2. Energi

3. Investasi

murah

besar

tidak ada

mahal

besar

tinggi

Keuntungan proses pengeringan buatan (mekanis) dibandingkan dengan metode pengeringanyang lain yaitu:

1. Suhu dan aliran udara dapat diatur

2. Waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat

3. Kebersihan dapat diawasi

4. Tidak tergantung cuaca

5. Pengeringan dapat merata ke setiap bagian bahan

6. Tidak terkena kontaminasi dari luar lingkungan

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka proses yang dipilih yaitu proses pengeringan secara buatan (mekanis) dengan menggunakan alat pengering yaitu cabinet dryer.

II.5 Uraian Proses

Proses produksi sambal cabai merah kering instan diawali dengan penerimaan bahan baku diikuti pencucian (washing), penirisan, blanching, pengeringan, penggilingan, pencampuran (mixing), pengemasan dan sterilisasi. Dalam proses produksi, selain menggunakan cabai merah, juga menggunakan bahan tambahan lain seperti cabai rawit, bawang, gula, garam dan penyedap rasa untuk menambah citarasa pada sambal kering instant ini.

II.5.1 Penerimaan Bahan Baku

Dalam pembuatan sambal cabai merah kering instant membutuhkan bahan baku utama berupa cabai merah segar yang berasal dari beberapa supplier terpercaya yang dapat menjadi mitra dalam perusahaan ini ditandai dengan kesepakatan (memoir of understanding) antara kedua belah pihak yakni perusahaan sambal cabai merah kering instant ini dengan supplier. Cabai merah segar tersebut didatangkan dari beberapa daerah di Jawa Tengah seperti brebes, dll.

Ketersediaan bahan baku utama cabai merah segar tidak selalu kontinyu, karena waktu panennya di setiap daerah yang berbeda-beda. Untuk menyiasati hal tersebut dan menjaga kontinyuitas produksi maka perusahaan ini memiliki banyak supplier dari beberapa daerah. Cabai merah yang dikirim ke perusahaan ini harus cabai yang benar-benar segar dan yang memiliki kualitas baik.

Cabai merah yang datang sesuai tanggal dan jam perjanjian akan langsung dilakukan unloading dari truk. Proses unloading dari truk menggunakan bidang miring untuk meminimalisir kerusakan cabai akibat benturan kemudian cabai tersebut tertampung dalam bak pencucian satu persatu.

II.5.2 Pencucian

Cabai merah, cabai rawit, dan bawang dilewatkan melalui konveyor kemudian diantar menuju bak washer untuk dilakukan pembersihan secara otomatis. Prinsip pencucian dengan alat washer adalah water spreader yang terdapat di sisi sepanjang bak washer akan menyemprotkan air sehingga akan melepaskan kotoran-kotoran yang menempel. Pencucian dimaksudkan untuk membersihkan dari kotoran dan residu pestisida dengan suhu berkisar antara 27-300 C selama 20 menit.

II.5.3 Penirisan

Setelah melalui bak washer pada proses washing produk keluar dari bak washer dan langsung masuk ke dalam bak penirisan. Bak penirisan bekerja dengan prinsip vibrasi maju mundur yang bertujuan untuk meniriskan air yang terdapat pada buah naga setelah proses washing. Proses penirisan menggunakan bak dewatering dengan dasar yang berlubang dan penirisan berlangsung selama 10 menit.

II.5.4 Blanching

Blanching atau blansir adalah proses pemanasan yang dilakukan pada suhu kurang dari 100 derajat Celcius selama beberapa menit dengan menggunakan uap air panas. Cabai dicelupkan di dalam tempat yang berisi air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit. Tujuan blansir terutama adalah untuk menginaktifkan enzim yang terdapat secara alami di dalam bahan pangan, misalnya enzim polifenolase yang menimbulkan pencoklatan. Blansir umumnya dilakukan jika bahan pangan akan dibekukan atau dikeringkan. Blansir juga bertujuan untuk menghilangkan gas dari dalam jaringan tanaman, melayukan jaringan tanaman agar dapat masuk dalam jumlah banyak dalam kaleng, menghilangkan lendir dan memperbaiki warna produk.

II.5.5 Pengeringan

Setelah blanching, cabe beserta bijinya segera dikeringkan dengan alat pengering. Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai beberapa tipe alat dimana pindah panas berlangsung secara konduksi atau konveksi, meskipun beberapa dapat pula dengan cara radiasi. Alat pengering dengan pindah panas secara konveksi pada umumnya menggunakan udara panas yang dialirkan, sehingga enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas secara konduksi pada umumnya menggunakan permukaan padat sebagai penghantar panasnya. Keuntungan pengeringan buatan yaitu suhu dan aliran udara dapat diatur, waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat, dan kebersihan dapat diawasi. Sedangkan kerugian pengeringan buatan yaitu: memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar, sehingga biaya pengeringan menjadi mahal, memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya,memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu (Hudaya, 2000). Suhu pengeringan tidak boleh lebih dari 600 C, dan suhu terbaik adalah 600 C. Pengeringan dilakukan sampai kadar air kurang dari 9%. Cabe yang kadar air telah mencapai 9% akan terasa kering jika diremas dengan telapak tangan.

II.5.6 Penggilingan

Cabe kering digiling sampai halus (50 mesh) dengan menggunakan hammer mill. Penghalusan dapat juga dengan menggunakan blender jika jumlah bahan yang akan diolah tidak banyak.

II.5.7 Pencampuran

Pada proses pencampuran bahan yang ditambahkan adalah cabai rawit, bawang, gula, garam dan penyedap rasa. Cabai kering dari penggilingan masuk melalui inlet. Bahan baku cabai merah hasil penggilingan masuk melalui inlet 1 sedangkan bahan tambahan yang lain masuk melalui inlet 2. Adanya inlet yang berbeda untuk pemasukan bahan diharapkan akan membuat proses menjadi lebih efisien karena bahan-bahan tersebut akan masuk bersamaan. Campuran selanjutnya diaduk oleh masin impeller. Campuran yang telah homogen dikeluarkan melalui outlet.

II.5.8 Pengemasan

Produk sambal cabai merah kering yang telah selesai diproses selanjutnya dikemas. Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk agar mutunya tetap terjaga selama distribusi. Kami memilih kemasan berupa botol kaca ukuran 250 gr.

II.5.9 Sterilisasi

Untuk menjaga kualitas hasil akhir sambal cabai merah kering tetap terjaga dan terbebas dari kontaminasi, tahap seanjutnya dilakukan sterilisasi. Botol yang sudah berisi sambal kering dan tertutup rapat direbus di dalam air mendidih selama 30 menit. Proses ini bertujuan untuk membunuh banyak mikroba pembusuk yang dapat merusak bahan. Setelah itu, botol dikeluarkan dari air mendidih dan disimpan dalam keadaan terbalik. Jika terjadi rembesan sambal kering melalui tutup botol, tutup harus dibuka dan dilakukan kembali penutupan dengan tutup yang lain. Setelah itu botol ini harus disterilkan kembali.

PP2 (PABRIK SAMMER) PT CHILFOOD


A. Definisi Produk

Bagi sebagian masyarakat Indonesia cabai merupakan bahan pelengkap utama dalam menyantap makanan, baik berupa cabai segar ataupun sudah diolah (sambal) ataupun bumbu dalam masakan. Kondisi alam Indonesia yang beriklim tropis turut serta mendukung berlimpahnya ketersediaan cabai. Namun cabai memiliki waktu penyimpanan yang relatif pendek dalam masa penyimpanannya, sehingga dibutuhkan pengolahan lebih lanjut agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Cabai merupakan salah satu komoditi pertanian yang cepat rusak dan fluktuasi harganya sangat tinggi. Untuk mengantisipasi penurunan harga cabai segar tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat cabai menjadi beberapa produk olahan yang mempunyai prospek pasar yang baik. Contoh produk hasil olahan cabai segar antara lain adalah Sambal cabai merah kering.

Sambal cabai merah kering merupakan sambal yang terbuat dari cabai pilihan dan segar yang dikeringkan. Sambal kering ini sudah dicampur bawang, gula, garam sehingga mempunyai cita rasa yang gurih dan pedas cocok bagi pegemar pedas. Sambal kering ini tidak untuk dimakan sebagai camilan tetapi cocok dimakan dengan nasi, bisa juga dicampur ke lauk-pauk, atau praktis dipakai pada waktu memasak. Kelebihan dari sambal kering ini adalah super pedas, tanpa pengawet, halal 100%. Sambal kering ini praktis dapat dibawa kemana saja, karena Sambal kering ini dikemas di dalam toples sehingga aman di masukkan ke dalam tas. Produk sambal kering dalam kemasan botol dengan berat 100 gr yang bisa bertahan hingga 6 bulan.

Sambal kering yang dikemas dengan kemasan dalam botol memiliki masa penyimpanan yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan kemasan plastik. Variasi kemasan yang digunakan dalam sambal cabai merah kering ini diperuntukan memenuhi permintaan pasar dengan kecenderungan yang beragam. Oleh karena itu PT. Chifood yang bergerak dibidang pangan, mengembangkan inovasi produk olahan cabai merah menjadi sambal cabai merah kering dalam kemasan botol yang instan dan praktis untuk dijadikan pelengkap makanan pokok. Nama dagang dari produk ini adalah “sammer”. Sammer ini merupakan kepanjangan dari Sambal Cabai Merah Kering.

B. Sejarah dan Perkembangan Produk

Setiap tahun perkembangan industri pangan di dunia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan perubahan trend dalam industri pangan yang terjadi dengan cepat. Industri yang bergerak dalam bidang makanan juga mengalami kemajuan yang cukup pesat, mula-mula hanya berkembang makanan pokok, makanan instan, dan makanan ringan. Selanjutnya, tuntutan pasar dan konsumen menginginkan makanan pelengkap sebagai pelengkap dari makanan pokok yang dikonsumsi dan siap digunakan (ready to use), karena lebih cepat dan praktis.

Periode berikutnya mulai berkembang makanan pelengkap seperti saos dan kecap dalam kemasan botol, kemudian berkembang sambal instan. Sambal dalam kemasan botol merupakan produk makanan hasil olahan dari produk agribisnis yang semakin berkembang. Produk sambal olahan kering termasuk merupakan salah satu pilihan masyarakat yang lebih bersifat selektif menyangkut citarasa, harga, kemasan dan promosi dari produk yang ditampilkan. Makanan pelengkap berupa sambal kering dalam kemasan botol ini banyak diminati oleh konsumen karena memiliki tingkat kepraktisan yang tinggi dalam penggunaanya sebagai pelengkap makanan pokok.

Konsumsi produk sambal kering dalam kemasan botol ini seharusnya dari tahun ke tahun dapat lebih mengalami peningkatan sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi penduduk. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka secara umum tingkat pendapatan masyarakat juga meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada daya beli masyarakat terhadap produk-produk barang konsumsi yang memiliki manfaat dan kepuasan yang lebih tinggi.

Melihat pangsa pasar yang mendukung untuk mengembangkan makanan pelengkap, maka PT. Chifood mengeluarkan produk berupa makanan pelengkap sambal cabai merah kering yang berbahan baku dari cabai merah segar serta bumbu-bumbu pilihan yang digunakan dalam pembuatan sambal. Sambal cabai merah kering dalam kemasan botol ini merupakan makanan pelengkap yang praktis untuk dikonsumsi.

C. Pemanfaatan Produk

Sambal menjadi salah satu komoditas yang banyak dicari. Sambal yang barmacam-macam jenisnya dan dapat digunakan untuk aneka kebutuhan sehari-hari menjadikan pasar sambal siap saji meningkat. Di pasaran pengguna sambal tidak hanya dari kelompok rumah tangga tetapi juga hotel, catering maupun restoran. Pasar lain yang cukup besar dalam penggunaan sambal ini adalah pedagang bakso, mie ayam, somay dan makanan lain yang cocok dihidangkan dengan menggunakan sambal.

Mengkonsumsi sambal dapat menimbulkan efek positif maupun negatif pada tubuh manusia. Jika kita mengkonsumsi sambal secara berlebihan akan menimbulkan diare dan gangguan pencernaan. Untuk sebagian orang yang kurang suka mengkonsumsi sambal biasanya akan menimbulkan kesan pedas pada mulut dan panas diperut. Akan tetapi disamping efek negatif tersebut, sambal juga menimbulkan efek positif bagi tubuh saat dikonsumsi. Dengan mengkonsumsi sambal kalori dalam tubuh kita dapat terbakar, hal tersebut ditandai dengan banyaknya keringat yang dikeluarkan dari tubuh kita saat merasakan sensasi pedas ketika mengkonsumsi sambal. Bagi beberapa orang yang menyukai makanan pedas, sambal juga dapat menggugah dan meningkatkan selera makan.

Penikmat sambal seringkali dihadapkan pada beberapa masalah ketika akan mengkonsumsi sambal pada saat bepergian jauh. Diantaranya adalah pembuatan sambal yang tidak praktis dan memerlukan banyak peralatan, selain itu juga sangat merepotkan jika membawa banyak bahan untuk membuat sambal saat bepergian jauh. Sekarang banyak terdapat jenis sambal instan salah satunya adalah sambal pasta, tetapi sambal jenis ini biasanya mengandung zat pengawet yang berbahaya jika sering dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Masalah selanjutnya adalah tidak semua makanan cocok diberi tambahan sambal pasta, misalnya makanan yang berkuah seperti bakso, mie ayam atau makanan yang berkuah lainnya. Dengan adanya sambal kering instant masalah-masalah tersebut dapat teratasi. Penikmat sambal akan mendapatkan sambal yang lebih praktis dalam penyajiannya karena dapat disajikan dimana saja dengan tetap mempertahankan citarasa dan aroma khas sambal asli, tanpa pengawet, tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk mengkonsumsinya juga dapat ditambahkan pada segala jenis makanan terutama makanan yang berkuah.

D. Perkiraan produk dan kapasitas pabrik

Cabai merupakan salah satu hasil hortikultura yang terkenal di Indonesia. Cabai menjadi bahan utama dalam proses pembuatan sambal. Hambar rasanya jika makan tanpa sambal. Tingginya jumlah masyarakat Indonesia ternyata dikuti oleh kebutuhan akan sambal. Jumlah penduduk Indonesia hasil sensus penduduk pada tahun 2010 adalah sebanyak 237 641 326 jiwa (BPS, 2010). Potensi akan pemanfaatan cabai di Indonesia sangat tinggi hal ini dilatarbelakangi oleh tingkat konsumsi makanan Indonesia “berasa pedas” cukup tinggi bahkan makanan Indonesia kebnayakan berasa pedas. Bahkan “Sambal ulek” Indonesia dinobatkan sebagai makanan paling pedas di dunia. Tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia akan cabai maupun rasa pedas yang cukup tinggi ini mendukung industry olahan cabai seperi cabai kering, pasta cabai, cabai bubuk, abon cabai maupun sambal kering. Cabai selain memberikan efek pedas pada orang yang mengkonsumsinya ternyata memiliki banyak manfaat dan kandungan gizi. Kandungan gizi yang dimiliki oleh cabai merah segar dan kering seperti di Tabel 1.1

Tabel 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah Besar per 100 g Bahan

Kandungan gizi

Cabai Merah Segar

Kadar air (%)

90

Kalori (kal)

31

Protein (g)

1

Lemak (g)

0

Karbohidrat (g)

7

Kalsium (mg)

29

Fosfor (mg)

24

Vitamin A (SI)

0,5

Vitamin C (mg)

470

Vitamin B1 (mg)

18,0

Berat yang dapat dimakan/ BBD (%)

0,05

Vitamin A (SI)

85

Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI (1981)

Di dalam cabai terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral. Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh cabai merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan.

Total produksi cabai Kabupaten Brebes pada 2009 sebanyak 531.329 kuintal, terdiri dari cabai besar 417.913 kuintal dan cabai rawit sebanyak 113.416 kuintal dengan luas panen masing-masing sebesar 5.925 ha dan 2.086 ha. Produksi cabai Brebes ini memiliki porsi 37,08% terhadap total produksi cabai provinsi Jawa Tengah atau 6,86% terhadap total produksi cabai nasional. Namun, bila dibandingkan periode November 2009 lalu, produksi cabai pada November 2010 cenderung mengalami penurunan -6,01% (yoy), terdiri dari penurunan produksi cabai merah besar -3,96% (yoy) dan cabai rawit -13,16% (yoy) (Laporan Dan Analisis Hasil Liaison Ad Hoc Komoditas Cabai Di Kabupaten Brebes, 2009). Untuk data produksi cabai di kabupaten brebes tahun 2008-2010 terlihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Hasil Produksi Cabai Merah Di Kabupaten Brebes

Tahun

Produksi (ton)

2008

27619

2009

41791

2010

35788

Sumber Data: BPS, Hasil Pengolahan SIMSPH (Sistem Informasi Manajemen Survei Pertanian Hortikultura) Brebes, 2010

Jika ditampilkan dalam grafik produksi cabe di brebes didapatkan gambar seperti dibawah ini

Dari data Tabel 1.2 ini didapatkan persamaan liniernya yaitu y=4084x+26897. PT Chilfood akan didirikan tahun 2015 sehingga dapat diprediksi bahwa tahun 2015 (tahun berdirinya perusahaan ini) hasil produksinya sebesar 59.569 ton.

Konsumsi cabai merah perlu diketahui untuk mengetahui target produksi yang akan dilakukan pada perusahaan ini. Dibawah ini disajikan pada Tabel 1.3 menjelaskan tentang data konsumsi cabai merah besar yang digunakan pada rumah tangga dan kebutuhan industry di kabupaten Brebes dari tahun 2004 sampai tahun 2008.

Tabel 1.3 Konsumsi Cabe Rumah Tangga dan Industri di Brebes

Tahun

Konsumsi (ton)

2004

15.193

2005

16.423

2006

11.425

2007

12.456

2008

18.985

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008

Jika ditampilkan dalam grafik konsumsi cabe di brebes didapatkan gambar seperti dibawah ini


Dari grafik di dapatkan persamaan linier y=361.7x+13811 sehingga dapat diprediksikan konsumsi cabe merah pada industri dan rumah tangga pada tahun 2015 yaitu 18151.4 ton.

Didapatkan data prediksi produksi pada tahun 2015 yaitu 59569 ton dan data prediksi tahun 2015 yaitu 18151.4 ton maka didapatkan selisih 41417.6 ton. Untuk melaksanakan produksi sambal cabai merah kering ini kami mengambil 30% dari potensi yang ada sehingga didapatkan angka sebesar 5445.42 ton. Angka 30% kami ambil karena perusahaan pangan yang memanfaatkan cabe merah di jawa tengah maupun nasional seringkali mengambil dari brebes. Industri yang seringkali memanfaatkan cabai merah besar yaitu cabai kering, pasta cabai, cabai bubuk, tepung cabe, jamu cabe, abon cabai, dan kebutuhan cabe merah untuk kebutuhan rumah tangga. Dari data BPS tahun 2009 produksi cabai brebes memiliki porsi 37,08 % terhadap total produksi cabai di jawa tengah dan 6,86% terhadap total produksi nasional. Selain dari banyaknya industri yang membutuhkan pasokan cabe merah dari Brebes juga disebabkan bahwa produk kami tergolong baru sehingga perlu diperhitungkan juga faktor daya beli konsumen terhadap produk baru.

E. Lokasi Pabrik

Lokasi PT. Chifood, pabrik yang memproduksi sambal cabai merah kering ‘sammer’ berada di daerah Brebes, Jawa Tengah. Dalam pemilihan lokasi pabrik ini mempertimbangkan beberapa faktor antara lain ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana dan prasarana dalam pendistribusian, ketersediaan listrik dan air bersih.

Kabupaten Brebes merupakan trade mark mengingat posisinya sebagai penghasil terbesar komoditi tersebut di tataran nasional. Pusat bawang merah tersebar di 11 kecamatan (dari 17 kecamatan) dengan luas panen per tahun 20.000 - 25.000 hektar. sentra bawang merah tersebar di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tonjong, Losari, Kersana, Ketanggungan, Larangan, Songgom, Jatibarang, dan sebagian Banjarharjo. Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan di Brebes. Dari sekitar 1,7 juta penduduk Brebes, sekitar 70 persen bekerja pada sektor pertanian. Sektor ini menyumbang 53 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes, yang 50 persen dari pertanian bawang merah. Di sektor pertanian sebagai sektor dominan, Kabupaten Brebes tidak hanya menghasilkan bawang merah, namun terdapat komoditas lain. Berbagai komoditas lain yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan bagi para investor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Kabupaten Brebes antara lain: kentang granula, cabe merah dan pisang raja, bawang daun dan kubis (Anonim, 2011).

Table Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai di Brebes 20082010

Tahun

Luas panen

produksi

Produktifitas

Ha

perubahan

Ton/ha

perubahan

Ton/ha

perubahan

Cabai merah

2008

3599

-

27619

-

7,67

-

2009

5929

64,74

41791

51,31

7,04

-8,21

2010

4804

-18,97

18414

-55,94

3,83

-45,6

Sumber data: BPS Hasil Pengolahan SIMSPH (Sistem Informasi Manajeman Surnei Pertanian Hortikultura) Brebes

Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,Indonesia. Luas wilayahnya 1.657,73 km², jumlah penduduknya sekitar 1.732.719 jiwa (2010). Ibukotanya ada di Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah. Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet. Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya. Batas-batasnya utara berbatasan laut jawa, selatan kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas. Barat Kab.Cierbon, kab Kuningan, timur Kab.Tegal dan kota tegal

Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam membantu laju perekonomian, oleh sebab itu keberadaan industri sebagai salah satu pilar perekonomian di Kabupaten Brebes telah memberi pengaruh dalam perekonomian daerah, meskipun secara demografi mata pencaharian sebagaian besar penduduk adalah sebagai petani.Kegiatan Industri di Kabupaten Brebes dibagi menjadi beberapa kelompok dan cabang yaitu kelompok industri formal cabang agro, kelompok indutri formal cabang tekstil dan kelompok indutri formal cabang logam, mesin dan elektronik.Industri yang ada di Kabupaten Brebes meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga

Disamping itu, perusahaan ini menyerap tenaga kerja dari daerah Brebes banyak dengan upah tenaga kerja yang terhitung murah. Sarana dan prasarana untuk pendistribusian produk juga memadai karena daerah Brebes merupakan perbatasan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ibukota kabupaten Brebes terletak sekitar 177 km sebelah barat Kota Semarang, atau 330 km sebelah timur Jakarta. Kabupaten ini dilalui jalur pantura, dan menjadi pintu masuk utama Jawa Tengah di sisi barat dari arah Jakarta/Cirebon, sehingga Brebes memiliki posisi yang cukup strategis. Selain itu, juga terdapat jalan provinsi sebagai jalur alternatif menuju ke kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan sepertiPurwokerto, Kebumen, dan Yogyakarta. Terdapat pula Jalan Tol yang menguhubungkan propinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah yaitu ruas jalan tol Kanci -Pejagan sepanjang 35 KM yang 12 KM di antaranya melintasi wilayah Kabupaten Brebes yang pintu gerbangnya terdapat di desa Tegongan. Dengan adanya jalan tol ini, lalu-lintas semakin lancar terutama untuk yang menuju arah Purwokerto/Yogyakarta apalagi saat musim mudik lebaran. Ada dua jalur rel kereta api dari arah Jakarta/Cirebon, yakni jalur menuju timur (Semarang) dan jalur menuju selatan (Purwokerto). Stasiun kereta api utama adalah Stasiun Brebes, di samping stasiun lainnya seperti: Tanjung, Kersana, Ketanggungan, Larangan, Bumiayu, dll (Anonim, 2011).

Untuk mendapatkan ketersediaan air bersih. Sebagai daerah yang mempunyai wilayah cukup luas yang terdiri dari pegunungan dan wilayah pantai, terdapat sungai-sungai yang mempunyai arus cukup deras terutama saat musim hujan. Aliran sungai yang melintas pada umumnya membentang dari arah dataran tinggidi wilayah selatan (daerah hulu), ke dataran rendah di wilayah utara ( daerah hilir ) menuju ke Laut Jawa. Perairan daerah pantai bagian barat relatif dangkal, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter berjarak lebih kurang 2.25 km dari garis pantai, sedang di perairan bagian timur, kedalaman laut 5 meter, berjarak lebih kurang 1,4 km. Makin kearah lepas pantai kedalaman laut berubah secara gradual ( morfologi dasar lautnya landai ) dengan pola garis kontur tidak lagi mengikuti bentuk garis pantainya. Wilayah pesisir pantai Kabupaten Brebes yang mempunyai panjang pantai ± 72,93 KM yang meliputi 14 desa di 5 kecamatan memiliki potensi yang tak ternilai bagi masyarakat. Perairan pantai tidak saja menjadi sumber pangan yang produktif, tetapi juga sebagai gudang mineral, alur pelayaran, tempat rekreasi dan juga sebagai tangki pencerna bahan buangan hasil kegiatan manusia